Cinta ataupun Pizza? Bimbang Hidup Seseorang Anak Selatan
Di suatu kota yang padat jadwal, bermukim seseorang wanita bernamaMaya. Maya itu jenis orang yang senantiasa riang, penuh tenaga, serta memiliki satu kesenangan yang tidak dapat dipisahkan dari hidupnya:pizza. Tiap kali merasa letih ataupun pilu, Maya senantiasa memanjakan diri dengan seporsi pizza yang lezat. Selaku anak selatan yang populer bebas serta enjoy, Maya kerap kedapatan nangkring di kafe- kafe ataupun restoran, makan pizza sembari ngobrol bebas serupa sahabatnya.
Tetapi, dalam hidupnya, terdapat satu perihal yang lebih berarti dari pizza, ialahcinta. Maya senantiasa berupaya mencari pendamping yang dapat menyambut ia apa terdapatnya, yang ketahui alangkah berartinya pizza dalam hidupnya. Tetapi, cinta serta pizza itu semacam 2 opsi yang kadangkala silih berlawanan. Jika lagi jatuh cinta, Maya merasa wajib mempertaruhkan waktunya untuk berangkat jalur serempak kekasih, sebaliknya pizza kerap kali wajib berkenan dibiarkan. Tetapi jika lagi sendiri, pizza merupakan sahabat loyal yang senantiasa terdapat di sampingnya.
Saya beneran bimbang deh, antara cinta serupa pizza. Jika lagi serupa sangAndi, rasanya hanya ia yang berarti, tetapi jika udah sendiri… pizza lagi yang jadi juru selamat saya, erang Maya pada dirinya sendiri dikala lagi bersandar bebas di kedai kopi, menggenggam hp serta memainkanslot scatter hitam buat mengusir kejenuhan rtp terbaru.
H4: Andi, Kekasih Maya yang Buat Pusing
Terdapat satu orang yang buat Maya kerap bimbang. NamanyaAndi, pacarnya yang bagus batin tetapi kira- kira tidak ngerti pertanyaan kesukaan Maya kepada pizza. Andi lebih senang ngajak Maya makan santapan segar ataupun bermain ke tempat- tempat fancy yang bukan pizza place. Maya kerap merasa terhimpit antara memilahcinta dengan Andi ataupun memilahpizza yang telah jadi bagian dari hidupnya.
Hari itu, Maya serta Andi janjian untuk makan malam serempak. Andi ngajak ke tempat yang tuturnya lezat, tapi… tidak terdapat pizza di menu. Maya udah ketahui sih, Andi memanglah senang makan yang sehat- sehat gitu. Sedemikian itu hingga di restoran, Andi langsung memesan santapan yang bagi Maya kira- kira aneh—salad alpukat dengan topping quinoa.
Eh, Andi, lo tidak ingin coba pizza? Yang di pojokan tuh terdapat pizza yang lezat amat sangat loh, tutur Maya, berupaya menggoda.
Andi hanya senyum, Maya, kita makan yang sehat- sehat aja ayo. Coba deh salad ini, lebih segar.
Maya hanya dapat menghela nafas. Yaudah deh, saya ikutin lo, ucapnya sembari merasa sedikit kecewa.
Pizza vs Cinta: Peperangan Maya
Maya mulai merasa bimbang ini terus menjadi berat. Cinta ataupun pizza? Jika ia bersama Andi, Maya merasa wajib menekur pertanyaan pizza. Tetapi jika ia lagi sendiri, pizza merupakan pelarian terbaik dari seluruh permasalahan yang terdapat.
Satu petang, sehabis makan salad bersama Andi yang baginya kurang melegakan, Maya bersandar di rumah serta merenung. Mengapa sih jika lagi jatuh cinta, saya wajib meninggalkan pizza? Ini tidak seimbang! gemam Maya sembari membuka aplikasislot scatter hitam di handphone- nya. Bisa jadi jika saya bermain permainan ini, dapat sedikit ngelupain permasalahan saya, lanjut Maya, sambil meneruskan putaran untuk putaran dalam game itu.
Tetapi sehabis sebagian dikala, Maya mulai siuman. Ia lagi mencari pelarian yang lebih dalam lagi. Bukan cuma pertanyaan pizza ataupun Andi, tetapi terdapat permasalahan lain yang lebih besar yang ia jauhi. Mengapa betul saya senantiasa kabur ke pizza ataupun permainan tiap kali terdapat permasalahan? pikir Maya.
H4: Mencari Penyeimbang Antara Cinta serta Pizza
Sehabis sebagian hari merenung, Maya kesimpulannya menyudahi buat lebih bijaksana dalam mengalami bimbang antara cinta serta pizza. Saya wajib dapat cari penyeimbang nih, antara cinta serupa santapan yang saya senang, pikirnya. Maya siuman kalau tidak terdapat salahnya cinta serta pizza itu dapat hidup berdampingan, andaikan ia ketahui bila wajib berikan ruang buat keduanya.
Kesimpulannya, Maya mengajak Andi buat makan pizza serempak. Andi, kali ini mari deh, kita coba pizza serempak. Saya ingin amat sangat makan pizza! tuturnya dengan antusias.
Andi nampak ragu, tetapi kesimpulannya sepakat. Mereka juga berangkat ke restoran pizza kesukaan Maya. Dikala pizza antaran mereka tiba, Maya langsung mesem luas. Ini dong, terkini puas! ucap Maya sembari mengutip sebagian pizza.
Nyatanya, Andi juga turut menikmati pizza itu. Hmm, lezat pula betul. Bisa jadi saya salah, tidak sempat coba pizza ini lebih dahulu, tutur Andi sembari kunyah.
Maya merasa lapang. Amati kan, kita dapat kenapa cari titik tengahnya. Cinta serta pizza itu dapat jalur serempak, ucapnya sembari tersimpul.
Pelajaran dari Pizza serta Cinta scatter hitam pragmatic
Dari peristiwa itu, Maya mulai berlatih kalau hidup itu memanglah wajib balance. Ia tidak butuh memilah antara cinta ataupun pizza. Keduanya dapat berjalan berarak andaikan terdapat komunikasi yang bagus. Bila cinta tiba dengan penafsiran, hingga tidak terdapat alibi buat meninggalkan keadaan yang kita senang, tercantum pizza.
Maya saat ini lebih senang. Tiap kali terdapat permasalahan, ia tidak lagi kabur keslot scatter hitam buat melalaikan seluruhnya, tetapi ia lebih memilah buat ucapan dengan Andi, ataupun semata- mata menikmati pizza sembari bersantai. Cinta memanglah berarti, tetapi terdapat kalanya kita pula butuh mencintai diri sendiri dengan keadaan kecil yang membuat senang, semacam pizza.
H4: Cinta, Pizza, serta Kehidupan yang Seimbang
Maya siuman kalau hidup ini bukan pertanyaan memilah antara satu perihal ataupun yang yang lain. Cinta serta pizza, keduanya dapat silih memenuhi, serta keduanya memiliki tempatnya tiap- tiap dalam hidupnya. Saat ini, Maya dapat lebih menikmati hidup dengan lebih bebas, ketahui bila wajib bersetuju dengan orang yang ia cintai, serta bila wajib berikan durasi buat diri sendiri menikmati seporsi pizza.